Ende, gesstur.id – Kelompok Menge Jonge desa Wolotolo, boleh dibilang berhasil dalam urusan budi daya Ikan Lele
Ikan Lele yang di kelola oleh kelompok Menge Jonge ini, diprakarsai oleh Fransiskus Xaverius Elias Nyoman, yang awal mulanya ia membeli bibit Lele dari pantai Utara Maurole pada tahun 2018 silam.
Namun sebelum ia memutuskan untuk budi daya Lele terlebih dahulu ia melakukan tes Power Of Hydrogen (PH) air untuk memastikan tingkat asam dan basa air, hal ini penting untuk memastikan Lele bisa hidup, karena secara keilmuan Lele hanya bisa hidup di air yang PHnya antara 6 – 8

Kata, FX Elias Nyoman, sejak budi daya Lele dari Maret 2018, beberapa bulan kemudian tepatnya di desember 2018 kita sudah panen perdana, dan waktu itu kita langsung ikut bazar bank NTT, dan kita siapkan 200 Kg. Lele tersebut dibandrol dengan harga Rp. 45.000 per Kg, dan itu ludes dalam hitungan jam
“Kini, kita budi daya Lele, mulai dari pembibitan, sampai pada Lele konsumsi yang siap di pasarkan” Demikian, Ungkap FX Elias Nyoman
Menurut Elias Nyoman, budidaya Ikan Lele sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan ini sebenarnya peluang usaha yang sangat bagus dan harus fokus