Ende, gesstur.id – Sebagai upaya pemberdayaan ekonomi kerakyatan, khususnya bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah, PLN bersama Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membangun Rumah BUMN yang menjadi wadah inkubasi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Nusa Tenggara Timur (NTT). Tiga rumah BUMN binaan PLN yakni, Rumah BUMN Ende, Rumah BUMN Bajawa dan Rumah BUMN Sabu Raijua.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT, Agustinus Jatmiko menyatakan, kehadiran Rumah BUMN bagi para pelaku UMKM menjawab tantangan utama pengembangan usaha UMKM dalam hal peningkatan kompetensi, peningkatkan akses pemasaran dan kemudahkan akses permodalan. Tiga Rumah BUMN ini menjadi wadah bagi 113 UMKM yang ada di tiga kabupaten di NTT.
“Melalui Rumah BUMN, PLN berperan aktif untuk bisa mendorong UMKM makin produktif. Total saat ini PLN telah mengelola 3 Rumah BUMN di NTT dengan total pendanaan sebesar Rp 1,4 miliar,” ujar Jatmiko

Jatmiko merinci, Rumah BUMN Bajawa di Kabupaten Ngada saat ini memiliki anggota sebanyak 50 UMKM yang terdiri dari 25 UMKM kategori makanan dan minuman, 15 UMKM kategori fashion serta 10 UMKM kategori _kerajinan (craft)._ Rumah BUMN Ende di Kabupaten Ende saat ini memiliki anggota sebanyak 52 UMKM yang terdiri dari 13 UMKM kategori makanan dan minuman, 2 UMKM kategori fashion dan 37 UKM kategori _craft._ Rumah BUMN Sabu di Kabupaten Sabu Rajiua memiliki anggota sebanyak 11 UMKM yang terdiri dari 7 UMKM kategori makanan dan minuman, 3 UMKM kategori fashion dan 1 UMKM kategori _craft._
“Pandemi Covid-19 telah memberikan penurunan yang nyata bagi ekonomi Indonesia, banyak yang terdampak khususnya perhotelan, pariwisata dan lain sebagainya termasuk di NTT. Melihat hal tersebut, PLN menjalankan Rumah BUMN Ende sebagai respons atas penurunan aktivitas masyarakat yang berdampak pada ekonomi, khususnya sektor informal atau UMKM,” ujar Jatmiko.
Untuk operasional Rumah BUMN murni dibiayai oleh PLN. Selain pendanaan, lanjut Jatmiko, PLN akan melakukan pendampingan hingga dukungan untuk menjangkau akses pasar. Tak hanya itu, UMKM juga akan didorong untuk adaptif mengikuti tren pemasaran daring melalui pemanfaatan _e-Commerce_, selain bergantung pada pemasaran konvensional di rumah BUMN.