Opini

Gerugiwa, Si Penghuni Taman Nasional Kelimutu

×

Gerugiwa, Si Penghuni Taman Nasional Kelimutu

Sebarkan artikel ini
Josephine Vianny Rivera Walo, Mahasiswa Universitas Senata Dharma.

Taman Nasional Kelimutu merupakan sebuah taman nasional terkecil di Indonesia dengan luas 5.356 hektare yang terdapat di Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur dan menjadi ikon Kabupaten tersebut lantaran memiliki danau tiga warna yang disebut Danau Kelimutu serta keindahan alamnya yang mempesona.

Tak hanya itu, Taman Nasional Kelimutu juga menyimpan sebuah keunikan berupa komunitas satwa endemic lantaran menjadi lahan konservasi untuk sebuah subspecies burung pengicau yaitu Pachycephala nudigula nudigula yang disapa Gerugiwa atau Garugiwa oleh masyarakat setempat.

Menurut International Union for Conservation of Nature (Serikat Internasional Untuk Pelestarian Alam), burung ini berstatus Least Concern atau spesies dengan resiko rendah bersama dengan kerabat satu rasnya, burung Samyong (Pachycephala nudigula ilsa) yang hidup dan berkembang pesat di Nusa Tenggara Barat. Walau kedua burung ini merupakan spesies yang sama, namun P. nudigula nudigula memiliki warna yang cenderung lebih gelap sehingga keduanya dibedakan menjadi subspesies yang berbeda.

Baca Juga:  Perkuat Tata Kelola Pendidikan Masyarakat, Dua PKBM di SBD melakukan In House Training Bagi Para Tutor

Dilansir dari Indonesian Journal of Forestry Research, Gerugiwa merupakan burung pengicau yang masih berkerabat pula dengan Kehicap Flores (Symposiachrus sacerdotum) yang tersebar di seluruh wilayah Barat Pulau Flores. Walau sama-sama merupakan burung Australasia, segi morfologinya pun telah menampakan perbedaan signifikan terhadap 2 spesies ini sehingga keduanya diklasifikasikan sebagai 2 spesies yang berbeda.

Baca Juga:  Dana Hibah KONI, Dan Kepastian Hukum

Berdasarkan ciri fisiknya, Gerugiwa memiliki warna hitam di bagian kepala hingga leher dan warna hijau di bagian badannya hingga ke ekor serta mata dan kakinya berwarna hitam. Bukan hanya itu saja, Gerugiwa Jantan memiliki corak merah kejinggaan pada bagian bawah lehernya sehingga memiliki perbedaan dengan betinanya. Gerugiwa juga memiliki paruh hitam bergaris putih yang lancip dan memudahkannya untuk menangkap serangga yang menjadi makanannya. Sumber : instagram @btn_kelimutu

Baca Juga:  Pemanfaatan Limbah Ampas Tahu Sebagai Bahan Tambahan Dalam Pembuatan Sabun Organik

 

Sebagai satwa yang unik, Gerugiwa merupakan satwa yang memiliki daya tarik tersendiri karena menurut Kuspriyangga (2013), burung ini hanya terdapat dan dikonservasi secara insitu di Taman Nasional Kelimutu dan tercatat pada tahun 2022, jumlah populasinya mencapai 1.667 ekor. Apabila ditelisik berdasarkan sejarah perkembangan burung ini, para ilmuwan meyakini bahwa penyebaran populasi burung ini telah menyebar keluar dari habitatnya lantaran pada akhir abad ke 20, tepatnya sekitar tahun 1980-an, burung ini menjadi burung yang diperdagangkan secara bebas di kalangan penggemar burung pengicau.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *