Daerah

Indonesia Bangsa Maritim, Kedaulatan Energi Harus Sertakan Kapal dan Pelaut

×

Indonesia Bangsa Maritim, Kedaulatan Energi Harus Sertakan Kapal dan Pelaut

Sebarkan artikel ini

“Kita ini Bangsa Maritim. Bangsa Maritim itu bukan sekadar Bangsa yang pandai menyanyikan Nenek Moyangku adalah seorang Pelaut tanpa tahu makna dan faedahnya,” tegasnya.

Lebih lanjut Capt. Hakeng menegaskan, “Bangsa Maritim adalah Bangsa yang mengetahui 67% dari seluruh wilayahnya adalah air. Bangsa yang tahu bahwa negaranya terdiri dari 17.499 pulau. Dan, pulau-pulau tersebut tersebar ke seluruh pelosok negeri. Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Segera ubah pola pikir kita. Kita ini memang sebuah bangsa besar yang benar-benar berbeda. Kita adalah negara Maritim-kita adalah bangsa Maritim. Karenanya semua pola bisnis guna menciptakan kedaulatan Energi bagi bangsa, harus menyertakan kapal-kapal serta para pelaut di dalamnya.”

Capt. Hakeng menyebutkan untuk mencapai kedaulatan energi perlu dipikirkan secara matang mengenai roadmapnya. Dia mengambil contoh daerah Wayame dan Saumlaki. “Dari sini saya bisa menceritakan betapa Jarak Wayame ke Saumlaki sejauh 650 km (Hampir sama dengan jarak Jakarta ke Surabaya), mau pakai apa untuk menciptakan kedaulatan energi disana?” tanyanya.

Baca Juga:  Having A Provocative Collection Works Only Under These Conditions

“Pakai kabel laut dikirim listriknya dari Wayame? Sudah jaraknya 650 km, lalu kedalaman lautnya pun bisa mencapai 3 ribu meter lebih. Mau diusahakan sendiri saja dengan membuat pembangkit listrik Mandiri? Tidak akan mudah dan pastinya secara kajian keekonomian sangat sulit. Karena penduduknya hanya ada 8000an jiwa. Satu-satunya alternatif yang masuk akal saat ini adalah dengan mengirimkannya melalui kapal-kapal,” jelasnya.

Baca Juga:  The Time Is Running Out! Think About These 8 Ways To Change Your Buzz

Oleh sebab itu Capt. Hakeng sebagai insan maritim dan yang juga sangat konsen kepada energi mengajak semua lapisan masyarakat untuk bisa merenung kembali. Apakah sudah tepat dasar berpikir yang kita ambil? Apakah sudah tepat Roadmap terkait kedaulatan energi yang kita susun?

“Jangan pernah lupa. Kita Bangsa Maritim. Jadikan itu salah satu landasan berpikir kita, karena sekali kita salah melangkah, sulit kita mengejar kembali ketertinggalan kita. Saya merasa optimis, dengan terbukanya ruang berpikir dari para cendekia muda yang tergabung dalam DEM I yang berkumpul di sini, masa depan Indonesia sebagai Bangsa Maritim bisa lebih terarah,” pungkasnya ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *