Sementara Ignasius Juru, pendamping rumah belajar NTT Bokesan Yogyakarta, mengatakan sangat optimis anak-anak muda NTT mampu membantu menyelesaikan konflik dalam komunitas asal mereka. Pelatihan ini membantu mereka mengembangkan kapasitas mereka sebagai promotor perdamaian di tengah masyarakat.
Pelatihan menggabungkan metode ceramah, analisis dan role play. Ceramah mencakup perspektif konflik dan resolusi konflik, alat bantu analisis konflik dan teknik negosiasi.
Peserta kemudian berlatih menganalis konflik di mana mereka mengidentifikasi urutan kejadian, jaringan aktor yang terlibat, perilaku konflik, piramida konflik dan analisis pohon konflik. Kasus yang digunakan adalah konflik pembangunan pembangkit listrik panas bumi di Poco Leok Manggarai. Peserta kemudian bermain peran sebagai negosiator di mana mereka menerapkan teknik negosiasi untuk menyelesaikan kasus konflik yang diberikan. Dalam sesi refleksi para peserta mengatakan bahwa pelatihan memberikan pengetahuan dan keterampilan baru yang tidak mereka dapatkan di bangku kuliah. Mereka berharap agar pelatihan resolusi konflik diperluas bagi teman-teman lain dari NTT yang tinggal di Yogya atau di daerah asal.