Mengungkap realita ini, artinya eksistensi kaum muda perhari ini sangat diperhitungkan dalam konteks menentukan masa depan bangsa. Dalam konsep politik secara konvensional baik secara sadar maupun tidak sadar sudah dan sementara kita lakukan dalam kehidupan bermasyarakat tentang bagaimana sikap kita sehari-hari, sikap toleransi, kepekaan kita terhadap situasi sosial yang terjadi dan lain sebagainya.
Namun berpolitik dalam konteks demokrasi dengan melihat dan mengamati berbagai persoalan dinamika politik yang terjadi sebelumnya, kaum muda hari ini masih merasa gundah karena sering mengkonotasikan politik sebagai suatu hal yang mendominasi ke arah yang negatif yakni sikap manipulasi, egoisme, bahkan membunuh dan dibunuh sebagai bentuk merebut perhatian dan kepercayaan dari para konstituen untuk mendapatkan kekuasaan. Hal ini yang mempengaruhi esensi kaum muda dalam menentukan pilihan politiknya masih sangat minim. Ini merupakan suatu persoalan yang perlu untuk di perbaiki demi meningkatkan kualitas demokrasi bangsa kita.
Bagaimana memulihkan miskonsepsi tersebut?
Mengerucut pada pesta Pilkada yang akan kita laksanakan pada bulan November mendatang, Persoalan ini harus segera diminimalisir dengan menjalankan peran dan fungsi kita masing masing baik sebagai pelaku politik maupun sebagai pemilih (kaum muda) secara bijak.
Oleh karena itu kepada para pemangku kepentingan agar tetap memberikan pendidikan politik, dan pencerahan politik sesuai dengan Peraturan perundangan-undangan yang berlaku sebagai upaya untuk menambah kesadaran politik anak muda agar dapat mengidentifikasikan kebenaran berita yang beredar dan melakukan tindakan yang tepat untuk mencegah munculnya konflik, serta mengkritik kebijikan pemerintah secara objektif. Pengetahuan politik dapat merangsang energi positif para kaum muda untuk memahami dan menganalisis isu-isu politik serta berpatisipasi aktif dalam proses demokrasi dengan kesadaran politik yang kuat.