
Pengelola Rumah BUMN Ende Albertmagnus Say mengatakan, saat ini telah dilaksanakan beberapa pelatihan dan pembinaan di Rumah BUMN Ende. Salah satunya, pembinaan terkait standarisasi produk siap ekspor dan sosialisasi tentang sertifikasi Badan POM, serta pelatihan pemasaran produk yang dihasilkan melalui kerja sama dengan Badan POM Kabupaten Ende.
Di samping itu juga, untuk saat ini sudah sekitar 52 UMKM yang bekerja sama memasarkan produk seperti aneka macam _snack,_ tenunan adat, kerajinan-kerajinan tangan untuk souvenir, kopi khas Flores, tas motif tenunan, dan lain-lain.
“Ke depannya kami akan melakukan pembinaan terkait Manajemen Produksi untuk kelompok tenun ikat di Kabupaten Ende bekerja sama dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Ende,” sambung Albert.
Maria Faustina Feren Dika, salah satu peserta tekun tenun millenial Kabupaten Ngada menyampaikan apresiasi atas kehadiran Rumah BUMN, “Terima kasih khususnya kepada Rumah BUMN Bajawa yang telah mendukung kami dengan penuh dalam menjalankan tenun milenial ini, kami mengharapkan dapat ditingkatkan lagi dan terus berlanjut,” ungkapnya.
Karolus Guru Naga pemilik UKM Virgil Coffe menilai rumah BUMN menjadi wadah inkubasi yang tepat bagi UMKM di daerah timur Indonesia. Sebab melalui Rumah BUMN, UMKM lokal bisa mendapatkan fasilitas peningkatan kemampuan.
“Saya berterima kasih kepada PLN sudah menghadirkan Rumah BUMN Ende, sebuah badan yang menaungi banyak UMKM dan UKM termasuk Virgil Coffe salah satunya. Selain daripada itu dengan diadakannya pameran TJSL Fest 2021 kita punya omzet yang lumayan naik Ini bentuk dukungan dari Rumah BUMN pada UKM di masa pandemi,” ujar Karolus pemilik Virgil Coffe yang mendapatkan penghargaan sebagai UKM dengan Omzet Terbanyak pada TJSL Fest 2021. (Lidia)