Ende Dijuluki Jadi Kota Pengepul Akun Palsu
Menyikapi pesta demokrasi terkini Pilkada tahun 2024 ini, Kabupaten Ende sebagai satu – satunya daerah yang dijuluki penulis sebagai kota pengepul akun palsu.
Julukan itu tak terelakan, karena institusi penyelengara yakni Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) , dan Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU), yang dipercayakan sebagai wasit utama pemilihan umum dinilai gagal merawat Pesta Demokrasi.
Penilaian kegagalan itu terkuak lantaran, penyelenggara pemilu begitu lemah dalam membangun koordinasi bersama pihak – pihak terkait yang berwenang seperti Kemanan untuk menetralkan kamar – kamar publik yang diyakini sensitif terhadap keutuhan Demokrasi.
Lebih sadisnya lagi, pendidikan politik yang dianggap sebagai muara perubahan mindset masyarakat dibiarkan rusak akibat kegagalan penyelenggara dalam menghalau badai akun palsu (badai kepalsuan media sosial). ‘Sapa mo help’ kritikan penulis ketika menjuluki Kota Ende sebagai Kota pengepul akun palsu.
Ukuran keberhasilan penyelenggara pemilu tidak hanya sekedar berkutat menyortir surat suara, mengatur peti suara, mengawal surat suara, dan hal – hal teknis dan substansi yang terekah dalam tupoksi tersebut tetapi tidak terlepas dari tugas pokok penyelenggara untuk merawat jalannya pesta demokrasi agar minsed politik publik sungguh terdidik.
Namun faktanya sejumlah forum – forum ilmiah yang didesain oleh penyelenggara 99% dinilai belum bahkan tidak mampu merunkan tensi ke cenderungan masyarakat untuk sadar akan pentingnya pendidikan politik dalam mengikuti setiap momentum pemilu berlangsung.
Naasnya lagi, penyelengara malah turut serta nimbrung dalam kehebohan publik dalam hadir nya sejumlah akun palsu, seingat penulis 2019 lalu, akun palsu sarmento egha dan lainnya tapi, kini lagi dan lagi lebih menghebohkan muculnya akun palsu berinisial ngila ngeso dll.
Nah fakta ini yang bikin penyelenggara dinilai tidak berdaya menghalau kepalsuan. Karena kekritisan publik secara brutal dan berantakan dikendali oleh akun palsu. Realita ini sebetulnya sedang mengail kepala, sayap, kaki dan tangan penyelenggara pemilu terkukung dalam julukan Kota Ende bagai kota pengepul akun palsu yang mencoba ber-standup komedi di era demokrasi boneka paling populer.
Mengenai solusi, penulis menyarankan kepada seluruh pihak yang dipercayakan atau dengan kata lain dibiaya oleh Negara untuk mengatur ritme jalannya Pilkada Ende yang sedang dalam proses berjalan, segera bangun dari tidur untuk memikirkan solusi.
Namun sebagai ‘ole – ole’ atau buah tangan dari penulis maka penulis berikan 2 (dua) solusi secara gratis untuk penyelenggara pemilu, 1) segera memperkuat koordinasi dengan seluruh elemen terkait untuk mengamankan akun palsu, 2) jika masih ada kepalsuan yang bersarang pada akun di beranda facebook, segera pidanakan admin forum – nya dan crosschek akun palsu tersebut sebelum gong Pilkada 2024 ditabu.