Lebih jauh, bahwa seorang ibu tentunya memiliki hubungan emosional yang lebih kuat dengan buah hatinya, dari pada seorang ayah. Mengapa?Karena ibu mengandung dalam rahimnya selama ± 9 bulan 10 hari seorang anak manusia (bayi). Dengan demikian, sudah pasti seorang ibu jauh lebih peka dalam mengenali anaknya dibandingkan dengan sorang ayah. Kehebatan seorang ibu juga tersurat dan terlukis dalam ungkapan ini, bahwa “seorang ibu sanggup memelihara atau menghidupi 10 orang anak, tetapi 10 orang anak, belum tentu dapat memelihara atau menghidupi seorang ibu”. Demikianlah, kehebatan seorang ibu; Mereka adalah ibu kehidupan; yang bersama dengan Allah memberi kehidupan kepada ciptaan baru melalui Air Susu Ibu (ASI). Mereka para ibu adalah ibu yang terbaik di dunia ini, sebab tanpa seorang ibu (perempuan) dunia ini terasa “kurang menaik ”. Itulah definisi ibu, walau peran ibu sulit untuk didefinisikan dengan kata-kata. Oleh karena maha pentingnya peran seorang ibu dalam keluarga, maka jika seorang suami atau anak tidak menghormati atau menghargai jasa atau peran seorang istri atau ibu bagi anak-anak dalam keluarga, berarti mereka adalah ayah dan anak durhaka.
Ingatlah juga ungkapan ini, bahwa “surga ada dibawah telapak kaki ibu”. Itu berarti tidak menghormati ibu atau istri bagi suami dan anak adalah neraka?Mengapa?Karena mereka para ibu telah dipercayai oleh Allah, untuk bersama Allah bekerja sama menciptakan ciptaan baru dalam rahim seorang ibu. Allah memberkati rahim seorang ibu, untuk terciptanya kehidupan baru dan selama ± 9 bulan 10 hari, ciptaan baru hidup dalam perlindungan dan kuasa Allah. Maria, ibunda Yesus, bersama semua ibu di dunia adalah co-creator Allah, dalam karya penciptaan manusia. Oleh karena buah rahimnya diberkati Allah dan Allah berkenan memberi kehidupan dalam rahimnya, maka rahim seorang ibu adalah surga bagi ciptaan baru di dalam rahimnya. Maka, dengan refleksi ini, jika seorang anak yang telah memperoleh kehidupan surgawi selama ± 9 bulan 10 hari di dalam rahim ibu, maka jika mengkinati ibu, maka neraka adalah pelabuhan terakhir hidupnya.
Namun, disisi lain ada ironi kehidupan yang kita saksikan dibawah kolong langit ini, bahwa masih begitu banyak para ibu yang juga tidak bertanggungjawab, yang tega membuang atau menelantarkan anaknya, bahkan yang lebih sadis dan keji lagi menggugurkan calon bayi yang ada dalam rahimnya. Padahal, Allah sendiri melalui firman-Nya dalam kitab suci melarang untuk jangan membunuh. Membuang, menelantarkan dan aborsi, dalam arti lain adalah “membunuh” hak anak untuk hidup secara layak.
Maka, semoga dengan peringatan hari ibu ini, setiap ibu menyadari perannya yang amat luar biasa bersama Allah dalam penciptaan manusia baru selama ± 9 bulan 10 hari. Allah telah turut serta dalam proses kehidupan baru yang dimulai dalam rahim seorang ibu, maka jangan biarkan ciptaan Allah itu, dibuang, ditelantarkan, diaborsi, “dibunuh”, oleh keegoisan dan rasa tidak bertanggungjawab seorang ibu. Ingatlah kelak semua ibu dan ayah, akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah atas perbuatannya sebagai ibu dan ayah dalam keluarga.
Akhirnya melalui momentum peringatan hari ibu ditahun 2021 dengan tema ”Perempuan Berdaya, Indonesia Tangguh”, menyadarkan kita semua, bahwa peran perempuan (ibu) khususnya di Indonsia jangan dipandang sebelah mata, sebab banyak perempuan yang juga memegang peran penting dengan menjadi kepala daerah, dibeberapa tempat. Perempuan Berdaya, Indonesia Tangguh, diharapkan para pemimpin, entah daerah atau pusat, harus dapat memberdayakan setiap kaum perempuan untuk memperkuat ibu pertiwi NKRI, melalui perannya sesuai kompetensinya. Dan sebaliknya jangan pernah kita memperdayai perempuan untuk tujuan tertentu, maka akan merusak citra dan “melemahkan” bangsa. Dan jika kita memperdayai perempuan, itu sama dengan memperdayai ibu kita, istri kita, anak perempuan kita dan saudari perempuan kita. Dan jika itu yang terjadi, maka sudah pasti ibu pertiwi menangis, karena sesama kaumnya “diperdayai” dan terlebih Tuhan sendiri menangis. Jadi, agar ibu pertiwi, dan Tuhan tidak menangis, maka sebagai sesama anak bangsa dan anak Tuhan, kita harus menghormati, dan menghargai setiap perempuan. Dan sebagai ibu kehidupan, maka kualitas hidup ataupun prestasi atau juga kesuksesan seorang anak ataupun suami, sesungguhnya tidak terlepas dari doa yang tulus dan peran seorang ibu yang ada dibelakang “layar”, melalui perhatiannya, kepeduliannya, dukungannya mulai dari hal-hal yang kecil sampai hal-hal yang besar, yang tak pernah luput dari pandangannya. Oleh karena itu, ibu pertiwi Indonesia akan menjadi tangguh, kuat, dan akan lestari, tidak terlepas dari peran ibu manusia, dan ibu kehidupan. Namun, setiap ibu pasti memiliki ibu dari segala ibu, yakni Maria Ibunda Tuhan Yesus atau nabi Isa. Dia adalah contoh dan teladan dari semua ibu di dunia, dalam iman, harapan dan kasih kepada Tuhan dan sesama. Semoga Bunda Maria menjadi inspirasi bagi setiap ibu di dunia.
Teriring ucapan, SELAMAT HARI IBU BAGI SEMUA IBU, jadilah ibu dan istri yang terbaik bagi anak dan suami, dalam sikap, perilaku, tutur kata serta tindakan.yang menyenangkan hati Tuhan dan sesama, yang dimulai dari dalam keluarga. I LOVE YOU, MOM. YOU ARE THE BEST. Mungkin ucapan di atas, atau mungkin sekuntum bunga mawar, tidaklah cukup untuk membalas KASIH SAYANG seorang ibu. Yang diharapkan oleh seorang ibu, tentunya setiap anak, harus menjadi anak yang “BERBAKTI”, patuh dan taat kepada orang tua, sesama dan Tuhan atau menjadi anak yang BERIMAN, BERADAB, BERBUDAYA dan BERKUALITAS dalam cara hidup. Inilah hadiah NATAL yang terindah yang diharapkan seorang ibu. Semoga!!!