Daerah

Politik Identitas Dan Rasisme, Adalah Virus Yang Berpotensi Hancurkan Kohesivitas Sosial Masyarakat NTT

×

Politik Identitas Dan Rasisme, Adalah Virus Yang Berpotensi Hancurkan Kohesivitas Sosial Masyarakat NTT

Sebarkan artikel ini

Kupang, Gesstur.ID – Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali dihebohkan dengan beredarnya sebuah rekaman video di Group WhatsApp atau Media Sosial (Medsos), berisi ujaran kebencian yang bermuatan sara, sehingga berpotensi mengganggu kohesivitas golongan warga Kota Kupang yang heterogen dan toleran

Demikian hal ini disampaikan oleh Petrus Selestinus, Koordinator TPDI dan Ketua Presidium Kongres Rakyat Flores kepada media ini melalui pesan Whatsapp pada selasa (01/06/2021)

Dikatakan Selestinus Rekaman video itu, disebut-sebut berasal dari suara Yeskial Loudoe, Ketua DPRD Kota Kupang, beredar pada Sabtu, tanggal 29 Mei 202. Terlepas dari asal usul video itu dari siapapun, namun para stakeholders Kota Kupang, harus segera mengambil upaya penyelesaian, secara ke dalam.

Baca Juga:  Use Movie To Make Someone Fall In Love With You

NTT itu punya kearifan lokal, adat istiadat dan kasatuan-kasatuan hukum masyarakat adat beserta hak-hak tradisional warisan leluhur beserta Lembaga Adatnya yang mampu menyelesaikan masalah antar warga masyarakt melalui peran akomodasi dan mediasi, sebagai bagian dari tugas dan kewajiban kita menjaga kohesivitas sosial masyarakat/merawat kebhinekaan.

Lanjut Petrus Selestinus, Konten video yang beredar, potensial merusak kohesi sosial dan mengancam toleransi masyarakat di NTT berubah menjadi intoleran. Karena itu semua pihak harus menahan diri dan berinisiatif untuk menyelesaiakan permasalahan ini dengan kepala dingin, satu dan lain, menghindari penumpang gelap, yang setiap saat bisa memperkeruh situasi.

Baca Juga:  Kota Ende Menjadi Langganan Banjir

Kekuatan persaudaraan dalam semangat toleransi yang tinggi dengan kohesi sosial masyarakat NTT yang kokoh harus dijadikan modal dalam penyelesaian masalah ini. Budaya, Hukum Adat dengan tingkat toleransi yang tinggi di tengah pluralitas masyarakat NTT harus dikedepankan, karena budaya mengikat kita bersatu  saling menghargai dalam perbedaan.

Karena itu pendekatan yang soft oleh Walikota Kota, Pimpinan DPRD dan Tokoh Masyarakat Kota Kupang, harus segera dilakukan dengan mengambil peran akomodatif, memediasi, bagi kedua belah pihak pada penyelesaian secara adat orang NTT.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *