Ende, gesstur.id – Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) IV Nusa Tenggara Timur (NTT), menggelar pertemuan bersama masyarakat dan toko adat Ndungga, kelurahan Rewarangga kecamatan Ende Timur, dalam hal penanganan longsor sepanjang ruas jalan negara Ende – Maumere pada kamis (07/10/2021)
Lurah Rewarangga Andriyanto kepada media ini usai pertemuan menjelaskan, kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui atau mendengar secara langsung keluhan masyarakat akan situasi dan kondisi ruas jalan nasional yang sering mengalami bencana alam, berupa longsoran tanah maupun bebatuan, sehingga perlu segera ditangani secara serius agar terciptanya keamanan dan kenyamanan bagi seluruh pengguna jalan.
“Kebetulan yang sering terjadi longsor itu masih dalam wilayah Kecamatan Ende Timur, dimana ada beberapa titik longsor merupakan wilayah kelurahan Rewarangga dan di Desa Ndungga serta Desa Tomberabu II. Jadi kami dari tiga wilayah ini diajak untuk bersama-sama berdiskusi, seperti apa upaya dan peran dari masing-masing pihak,” Jelas Andriyanto.
Oleh karena itu lanjutnya, dalam pertemuan konsultasi masyarakat PKM 1, pada lokasi penanganan longsor di titik ruas Ende – Lianunu, Satuan Kerja (Satker) PJN Wilayah IV Propinsi NTT melibatkan camat Ende Timur, camat Ende, lurah Rewarangga, kepala desa Ndungga, kepala desa Tomberabu II , para mosalaki pemangku adat, tokoh masyarakat, tokoh wanita
Dalam pertemuan itu dijelaskan mengenai penanganan longsor di kabupaten Ende yaitu wilayah Ende – Lianunu dimana terdapat 17 titik yang akan segera ditangani secara teknis, untuk mengurangi resiko bencana dan rencana tindak lanjut akan dilakukan survey sosial ke masyarakat, yang disampaikan oleh Asian Development Bank. Sementara untuk penanganan secara sosial yakni pendekatan pada pemilik lahan, pemangku adat serta Koordinasi, PKM 1, Sensus/survey, analisa data, Laporan disampaikan oleh Tim konsultan PPC 1.
Sebagai Lurah Rewarangga lanjut Andriyant, dirinya menaruh harapan yakni penanganan longsor harus segera ditangani secara serius dan terencana dengan mendapat dukungan dari para mosalaki, pemilik lahan, penggarap serta seluruh unsur terkait sehingga resiko longsor. Dengan demikian kondisi ruas jalan putus dapat diminimalisir sehingga berbagai aktifitas kehidupan termasuk roda perekonomian dapat berjalan baik kedepannya (Djolan Rinda)