Siraman Rohani

Seorang Pemimpin Harus Menjadi Role Model Yang Menginspirasi

×

Seorang Pemimpin Harus Menjadi Role Model Yang Menginspirasi

Sebarkan artikel ini
Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk - Ka SMPK Frateran Ndao - Ende.

Salah satu kebutuhan dasar manusia menurut hirarki Abraham Maslow adalah kebutuhan penghargaan (Esteem Needs). Dan hal ini berkaitan juga dengan ambisi untuk berkuasa, untuk mendapat pengakuan atau penghargaan. Hal ini terjadi juga pada diri para murid Yesus, sampai sampai mereka bertengkar di antara mereka, karena mereka ingin menjadi yang terbesar diantara mereka. Menjadi yang terbesar berarti menjadi pemimpin diantara mereka. Oleh karena itu, Yesus mengedukasi mereka tentang model pemimpin yang sejati, yang dikehendaki oleh Yesus. Maka, Dia mengambil seorang anak kecil sebagai role model dan menempatkannya di samping Nya. Dia berkata ” _yang terkecil diantara kalian, dialah yang terbesar_”. Makna yang terkecil disini, tentunya tidak dalam arti fisik, atau mental, atau minder, rendah diri, melainkan yang terkecil dalam arti rendah hati, sederhana, bersahaja, namun jiwa besar artinya menerima segala keadaan atau situasi dengan ikhlas. Demikianlah sosok seorang pemimpin sejati, harus selalu rendah hati. Seorang pemimpin yang berkualitas ibarat tanaman padi yang bernas, semakin berisi semakin merunduk. Atau ibarat pohon bambu, semakin tinggi jabatan, semakin merunduk. Seorang pemimpin bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Menjadi seperti anak kecil, dapat dimaknai pula bahwa dia harus bergantung kepada orang lain. Dia tidak bisa mengerjakan semuanya secara individu, melainkan dia membutuhkan sebuah team work. Menjadi seperti anak kecil juga bisa dimaknai, bahwa seorang pemimpin dia harus jujur, apa adanya, lugas, tidak kaku. Dan menjadi seperti anak kecil, tidak dalam arti seorang pemimpin harus bersifat kekanak Kanakan. Dan kalau kita simak baik-baik bahwa Yesus menempatkan anak kecil tidak ditengah supaya menjadi pusat perhatian, atau di depan atau dibelakang, diatas atau dibawah, melainkan disamping Nya, yang bermakna seorang pemimpin harus berdiri sama tinggi, duduk sama rendah, dan seorang pemimpin harus bisa berjalan bersama beriringan, sebagai mitra atau rekan kerja*. Bagaimana dengan kita? *Dalam arti yang sederhana, kita adalah juga seorang pemimpin, setidaknya menjadi pemimpin untuk diri sendiri, maka kita harus rendah hati, jujur, apa adanya, berjiwa besar, bisa bekerja sama dalam menjadi role model bagi sesama, lewat cara hidup, cara bersikap, cara berperilaku, cara bertutur kata dan cara bertindak yang baik dan benar

Baca Juga:  Totalitas Dalam Mengikuti Yesus

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *