“Pada 1947, sudah ada perwakilan Vatikan di Indonesia. Kami merasa bahwa Pimpinan Gereja Katolik seluruh dunia sungguh-sungguh memberi perhatian kepada perjuangan kemerdekaan dan pengisian Kemerdekaan Indonesia,” katanya.
Di sisi lain, dia mengingatkan bahwa melihat rencana perjalanan dan usia Paus, tentu kesempatan berjumpa tidak akan banyak.
Uskup Kardinal Suharyo pun mengakui belum pernah ada kunjungan ke beberapa negara yang terbilang cukup jauh jaraknya dari Vatikan. Ia mengajak umat untuk senantiasa mendoakan Paus agar tetap sehat untuk menjalankan misinya.
Sementara itu, Uskup Anton menjelaskan kunjungan Paus, jika sesuai rencana, waktunya terbilang pendek. Pihak KWI sudah berdiskusi dan membentuk panitia berkolaborasi dengan pemerintah dan tokoh agama
Baik Uskup Kardinal Suharyo maupun Uskup Anton meyakini kehadiran Paus Fransiskus secara fisik di Indonesia mampu membawa berkat bagi bangsa dan gereja.
“Semoga kehadiran Paus Fransiskus secara fisik yang akan datang juga menantang kita, mengundang kita, mendorong kita, untuk mempelajari ajaran-ajarannya dan mencoba mencari jalan-jalan untuk melaksanakannya,” kata Uskup Kardinal Suharyo.