Tak hanya puncak pimpinan KONI, nama bendahara KONI Ende, Yulius Cesar Nonga, yang juga merangkap sebagai Manajer Perse Ende juga tersebutkan. Lalu muncul pula nama Sabri Indra Dewa sebagai Ketua Askab PSSI Ende.
Taso – Indra Dewa – Nonga, memang sudah setahun lebih ini jadi bulan-bulanan dihabok medsos dan digaruk dan diaduk-aduk di cakap-cakap publik. Tampaknya di awal dugaan kasus ini, Polres Ende terkesan arif pada diktum ‘hati-hati dengan bergulirnya dugaan persoalan ini. Sebab ini lagi situasi panas dingin tahun politik,’ katakan begitu. Masuk akal juga. Artinya?
Sebab, siapa tahu ada pihak lain, yang nota bene berseberangan dengan Feri Taso cs, lagi gencar bermanuver tiupkan isu ini. Maksudnya jelas! Agar FT cs dapatkan stigma sosial tak sedap jelang Pileg. Dan bisa nyonyor untuk gagal duduk kembali di Dewan Terhormat. Dan bahwa Djafar Achmad lagi bersiap-siap untuk masuk lagi di arena Pilkada Ende.
Lalu?
Kini, nyatanya, Feri Taso dan Sabri Indra Dewa, telah ‘lolos dari lubang jarum’ pasca Pileg Ende 2024. Malah, suara Feri Taso, dari 30 anggota Dewan terpilih melejit ke peringkat tertinggi dengan 5.145 suara. Ada kemungkinan (besar) Ketua Harian KONI Ende ini bakal kembali ke singgasana Ketua DPRD Ende (2024-2029).
Nah, kini, bukankah Tahun Politik di rana Pileg telah berakhir? Karena itulah seyogyanya telah reduplah alasan ‘jelang tahun politik’ itu bagi Polres Ende untuk hati-hati atau bergerak lambat terus untuk menelisik (serius) dugaan ini. Dugaan kasus ini tak dapat dimengerti lagi jika sepertinya dikeramatkan terus dalam laci Polres Ende.