Menurut Ismanta, Manager Unit Pelaksana Pembangkitan (UPK) Timor, peningkatan pemakaian biomassa PLTU Bolok tidak terlepas dari usaha-usaha yang telah dikerjakan.
“Kami melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pemakaian biomassa woodchip dalam proses cofiring untuk mencapai target energi bersih. Langkah-langkah yang kami ambil seperti pembaharuan kontrak penyediaan bahan baku woodchip, penambahan shelter untuk pengelolaan woodchip dan kontiunitas cofiring dari 3 persen menjadi 5 persen. Hal ini memberikan dampak signifikan pada maksimalnya penggunaan biomassa dalam produksi listrik di PLTU Bolok,” terang Ismanta.
Pengembangan hutan energi juga dilakukan guna menyediakan bahan baku biomassa. Pada Tahun 2022, PLN UIW NTT menyalurkan bantuan sebanyak 40.000 bibit pohon lamtoro untuk mendukung pengembangan hutan energi di Desa Oetuke melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Pengembangan hutan energi tersebut juga berpotensi besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar baik yang ikut bekerja menyiapkan bahan baku untuk co-firing maupun memanfaatkan pakan untuk usaha peternakan
PLTU Bolok berkomitmen untuk terus meningkatkan penggunaan biomassa secara bertahap, dengan proyeksi target mix biomassa meningkat hingga 20% dari tahun 2025 hingga 2027. Harapannya, pencapaian ini akan memberikan inspirasi bagi pembangkit listrik lainnya untuk mengadopsi teknologi yang serupa, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan.