Minggu Palma merupakan perayaan Ekaristi khusus bagi jutaan umat katolik didunia dalam rangka mengenang sebagai peristiwa masuknya Yesus Kristus ke Kota Yerusalem dimana Yesus mengendarai keledai yang sarat akan simbol kesederhanaan dan perdamaian
Minggu Palma juga mengingatkan kita bahwa ada kerelaan Yesus untuk masuk kota Yerusalem meski tahu Dia akan menyerahkan nyawa-Nya untuk kita.
Minggu Palem menandai dimulainya apa yang sering disebut “Minggu Sengsara,” yaitu tujuh hari terakhir dari pelayanan Yesus di bumi. Minggu Palem adalah “mulainya suatu akhir” dari pekerjaan Yesus di bumi.
Sementara distasi santo Sebastian Nanganesa ribuan umat hadir merayakan minggu palem bersama di kapela stasi santo Sebastian Nanganesa Minggu 24 Maret 2024
Stasi santo sebastian Nanganesa adalah sala satu stasi diwilayah paroki santa Maria Imakulata Ndona keuskupan Agung Ende. Perayakan minggu palem di Kapela Stasi Santo Sebastian Nanganesa di pimpin Romo Efan Lando dan Perarayaan misa tepat pukul 07.00 wita diawali dengan pemberkatan daun palem oleh romo Efan Lando dihalaman gereja diikuti penuh hikmad oleh seluruh umat yang hadir
Dalam Kotba Romo Roma Efan Lando mengatakan mengapa kisah sengasara Tuhan Kita Yesus Kristus diceritakan begitu rinci oleh keempat Injil dan apakah cerita itu berarti atau bermakna kegandaan, kalau itu berarti kegandaan maka tidak ada satupun orang didunia ini dia akan menceritakan begitu rinci kegagalan dan itu tidak dari teman antara kita karena tidak mungkin memalukan diri kita dengan begitu riinci
Dijelaskan tetapi dalam arti kerohanian kisah sengsara ini menunjukan jalan kasih tuhan kepada kita umat manusia dengan mempersembahkan putranya yang tunggal untuk mati disaat kita masih berdosa
“Kalau sedemikan besarnya cinta tuhan ini kepada kita maka refleksinya bagi kita mengapa kita masih terus tinggal dalam dosa dosa kita,’kata Romo Efan Lando